Pada umumnya
bioteknologi menggunakan mikroorganisme karena dapat tumbuh dengan cepat,
mengandung protein yang cukup tinggi, dapat menggunakan produk-produk sisa
sebagai substratnya misalnya dari limbah dapat menghasilkan produk yang tidak
toksik dan reaksi biokimianya dapat dikontrol oleh enzim organisme itu sendiri.
Bioteknologi dengan menggunakan mikroorganisme dapat menghasilkan makanan dan
minuman, penghasil obat, pembasmi hama tanaman, pengolah limbah, pemisah logam
dari bijih logam.
1. Industri Pangan
Proses
fermentasi dari suatu organisme dapat mengubah suatu makanan dan minuman.
Ingatlah kembali pelajaran Metabolisme, proses fermentasi merupakan perubahan
enzimatik secara anaerob dari suatu senyawa organik dan menjadi produk organik
yang lebih sederhana. Mengapa mikroorganisme dijadikan sebagai sumber makanan?
Hal tersebut disebabkan mikroorganisme dapat tumbuh menjadi dua kali lipat dan
juga massa mikroba minimal mengandung 40% protein dan memiliki kandungan
vitamin dan mineral yang tinggi. Beberapa jenis mikroorganisme dalam produk
makanan dan minuman adalah sebagai berikut:
a.
Pembuatan Tape
Tape
merupakan makanan hasil fermentasi yang mengandung alkohol. Makanan ini dibuat
dari beras ketan ataupun singkong dengan jamur Endomycopsis fibuligera, Rhizopus
oryzae, ataupun Saccharomyces cereviceae sebagai ragi. Ragi tersebut
tersusun oleh tepung beras, air tebu, bawang merah dan putih, kayu manis.
Sebelum membuat tape perlu diperhatikan untuk menghasilkan kualitas yang bagus,
warnanya menarik, rasanya manis dan strukturnya lembut dengan menggunakan cara
antara lain:
a. bahan dasar singkong atau beras ketan memiliki kualitas baik;
b. memperhitungkan macam dan banyak ragi yang digunakan;
c. memilih cara pemasakan bahan dasar (ditanak atau direbus);
d. memilih cara menyimpan tape (dengan plastik atau daun);
e memperhatikan keadaan lingkungan pada saat menyimpannya.
Adakalanya pembuatan tape ketan dilanjutkan yang akhirnya akan menghasilan brem, baik untuk diminum atau untuk kue.
b.
Pembuatan Tempe
Tempe adalah
makanan yang populer di negara kita. Meskipun merupakan makanan yang sederhana,
tetapi tempe mempunyai atau mengandung sumber protein nabati yang cukup tinggi.
Tempe terbuat dari kedelai dengan bantuan jamur Rhizopus sp. Jamur ini
akan mengubah protein kompleks kacang kedelai yang sukar dicerna menjadi
protein sederhana yang mudah dicerna karena adanya perubahan-perubahan kimia
pada protein, lemak, dan karbohidrat. Selama proses fermentasi kedelai menjadi
tempe, akan dihasilkan antibiotika yang akan mencegah penyakit perut seperti
diare.
c.
Pembuatan Oncom
Pernahkan
Anda makan oncom? Oncom merupakan makanan yang dikenal di kawasan Jawa Barat.
Oncom terbuat dari ampas tahu, yaitu ampas kedelai dengan bantuan jamur Neurospora
sitophila. Jamur ini dapat menghasilkan zat warna merah atau oranye yang
merupakan pewarna alami. Neurospora dapat mengeluarkan enzim amilase, lipase
protease yang aktif selama proses fermentasi. Selain itu, juga dapat
menguraikan bahan-bahan dinding sel ampas kacang kedelai, singkong, atau
kelapa. Fermentasi ini juga menyebabkan terbentuknya sedikit alkohol dan
berbagai ester yang beraroma sedap.
d.
Pembuatan Kecap
Kecap
terbuat dari kacang kedelai berwarna hitam. Untuk mempercepat fermentasi
biasanya dicampurkan sumber karbohidrat atau energi yang berbentuk tepung beras
atau nasi, sedangkan warna larutan kecap yang terjadi, tergantung pada waktu.
Perendaman kedelai dilakukan dalam larutan garam, maka pembuatan kecap dinamakan fermentasi garam. Fermentasi pada proses pembuatan kecap dengan menggunakan jamur Aspergillus wentii dan Rhizopus sp. Coba Anda perhatikan beberapa kecap di pasaran, ada yang kental, ada pula yang encer. Kecap yang kental karena banyak ditambahkan gula merah, gula aren, atau gula kelapa, sedangkan kecap yang encer dikarenakan mengandung lebih banyak garam. Ada juga kecap ikan, kecap udang, dan sebagainya. Itu bisa dilakukan karena selama proses pembuatan ada penambahan sari ikan ataupun sari udang ke dalamnya.
e.
Pembuatan Asinan Sayur
Asinan
sayuran merupakan sayuran yang diawetkan dengan jalan fermentasi asam. Bakteri
yang digunakan adalah Lactobacillus sp., Streptococcus sp., dan Pediococcus.
Mikroorganisme tersebut mengubah zat gula yang terdapat dalam sayuran menjadi
asam laktat. Asam laktat yang terbentuk dapat membatasi pertumbuhan
mikroorganisme lain dan memberikan rasa khas pada sayuran yang difermentasi
atau sering dikenal dengan nama ‘acar’.
Bagaimana cara membuat asinan sayuran? Untuk mengetahuinya lakukan percobaan berikut ini:
Tujuan :
Membuat asinan sayuran
Alat dan Bahan :
Alat dan Bahan :
1. Kubis
segar
2. Pisau
3. Stoples atau wadah yang bersih
4. Garam dan air
2. Pisau
3. Stoples atau wadah yang bersih
4. Garam dan air
Cara Kerja :
1. Sediakan kubis segar sekitar 1-2 kg, rajang/iris-iris menjadi kecil dan tempatkan ke dalam tempat bersih yang ditutup misalnya stoples.
2. Tambahkan air bersih secukupnya ke dalam stoples, sampai menggenangi permukaan kubis.
3. Tambahkan garam dapur 2,5%, aduk hingga rata.
4. Bagian
atas tempat ditutup dengan lembaran plastik yang diikat hingga tidak ada lubang
untuk udara luar memasukinya.
5. Setelah 3 – 5 hari, ukurlah nilai derajat keasaman dengan menggunakan kertas pH. Jika sudah asam berarti proses tersebut sudah selesai dan siap digunakan. Dapat juga ditambahkan bumbu sesuai
dengan selera.
Catatan :
Jika derajat keasamannya sudah sesuai, berarti prosesnya berjalan dengan baik dan di dalam tempat didapatkan banyak asam organik, khususnya asam laktat yang dapat dipergunakan untuk pengawetan bahan makanan, sayuran, atau buah-buahan. Cobalah Anda membuat asinan dengan menggunakan buah misalnya mentimun!
f.
Pembuatan Roti
Jika Anda
makan roti atau donat, pernahkah Anda berpikir bila pembuatan roti atau donat
itu sebenarnya juga melalui proses fermentasi? Proses fermentasi ini dibantu
dengan bantuan yeast atau khamir yaitu sejenis jamur. Jika Anda
mempunyai kesempatan memperhatikan pembuatan roti atau donat, maka adonan
tepung akan mengembang. Mengapa bisa mengembang?
Yeast yang
ditambahkan pada adonan tepung akan menjadikan proses fermentasi, yaitu akan
menghasilkan gas karbon dioksida dan alkohol. Gas karbon dioksida tersebut
dapat berguna untuk mengembangkan roti, sedangkan alkohol dibiarkan menguap.
Selanjutnya, akan terlihat jika adonan tersebut dioven akan tampak lebih
mengembang dan ukurannya membesar, hal ini dikarenakan gas akan mengembang jika
temperatur tinggi. Hasilnya seperti yang Anda lihat roti akan berwarna
kekuningan dan lembut, tetapi jika tidak beruntung roti akan keras dan padat
(bantat), coba Anda pikirkan!
g.
Pembuatan Keju
Pada umumnya
keju disukai banyak orang. Keju dibuat dari air susu yang diasamkan dengan
memasukkan bakteri, yaitu Lactobacillus bulgarius dan Streptococcus
thermophillus. Untuk mengubah gula susu (laktosa) menjadi asam susu (asam
laktat) susu dipanaskan terlebih dahulu pada suhu tertentu dengan maksud untuk
membunuh bakteri yang berbahaya agar berhasil dalam proses pembuatannya.
Selanjutnya, ditambahkan campuran enzim yang mengandung renin untuk
menggumpalkan susu sehingga terbentuk lapisan, yaitu berupa cairan susu yang
harus dibuang, sedangkan bagian yang padat diperas dan dipadatkan. Enzim
tersebut akan menambah aroma dan rasa, juga akan mencerna protein dan lemak
menjadi asam amino.
Pada umumnya
keju dapat dikelompokkan menurut kepadatannya yang dihasilkan dalam proses
pemasakan. Keju menjadi keras apabila kelembabannya kecil dan pemampatannya
besar. Jika masa inkubasinya semakin lama, maka keasamannya makin tinggi
sehingga cita rasanya makin tajam. Misalnya, keju romano, parmesan sebagai keju
sangat keras, keju cheddar, swiss sebagai keju keras yang berperan Propioniobacterium
sp., keju roqueorforti yang berperan Pennicilium reguerforti sebagai
keju setengah lunak, keju camemberti sebagai keju lunak yang berperan Pennicilium
camemberti.
h.
Pembuatan Yoghurt
Yoghurt
merupakan minuman yang terbuat dari air susu. Apabila dibandingkan dengan susu
biasa, yoghurt dapat memberikan efek pengobatan terhadap lambung dan usus yang
terluka. Selain itu, yoghurt dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah
sehingga mencegah penyumbatan di pembuluh darah.
Dalam proses pembuatannya, air susu dipanaskan terlebih dahulu agar tidak terkontaminasi bakteri yang lain. Setelah dingin, ke dalam air susu dimasukkan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus termophillus. Susu dibiarkan selama 4-6 jam pada suhu 38oC – 44o C atau selama 12 jam pada suhu 32oC. Pada masa inkubasi akan dihasilkan asam laktat, asam inilah yang membuat yoghurt berasa asam, dapat juga ditambahkan dengan buah, kacang, atau rasa lain yang diinginkan.
Yoghurt mengandung jutaan bakteri menguntungkan sehingga sanggup menekan bakteri yang merugikan dalam saluran pencernaan, yoghurt juga lebih mudah dicerna dibandingkan susu biasa.
Beberapa jenis makanan hasil fermentasi dapat Anda lihat pada Tabel berikut ini!
i. Minuman Beralkohol
Coba Anda sebutkan minuman yang beralkohol! Anggur dan bir merupakan sebagian dari contohnya. Mikroorganisme yang digunakan adalah khamir dari genus Saccharomyces. Minuman yang sangat terkenal yaitu anggur sebenarnya adalah buah anggur yang sudah mengandung gula sehingga dapat digunakan secara langsung oleh ragi selama proses fermentasi. Pada proses pembuatan minuman ini sudah tidak diperlukan tambahan gula lagi, apabila ingin menambah cita rasa dapat ditambahkan buah-buahan dan gula secukupnya.
Bakteri yang digunakan adalah bakteri yang bersifat asam laktat karena buah anggur mengandung asam malat yang tinggi. Bakteri tersebut akan mengubah asam malat menjadi asam laktat yang lemah dan proses ini disebut fermentasi malolaktat sehingga hasil minumannya memiliki rasa yang lebih baik dan sedikit asam. Coba Anda perhatikan proses pembuatannya pada Gambar berikut ini!
Bir sebenarnya merupakan produk yang
berasal dari tepung biji padi-padian yang difermentasi oleh ragi. Hanya ragi
tersebut tidak bisa menggunakan tepung itu secara langsung. Cara pembuatannya,
yaitu biji padi-padian dibiarkan untuk berkecambah terlebih dahulu, kemudian
dikeringkan lalu digiling, hasilnya disebut dengan malt yang berupa glukosa dan
maltosa, dan proses perubahan tersebut dinamakan dengan malting. Selanjutnya
baru difermentasi oleh ragi menjadi etanol dan karbondioksida.
j. Protein Sel Tunggal (PST)
j. Protein Sel Tunggal (PST)
Mengingat jumlah penduduk yang semakin meningkat dan masalah penyediaan bahan pangan yang semakin berkurang terasa adanya ketidakseimbangan antara hasil pertanian dan kebutuhan, bahkan sumber protein yang belum mencapai sasaran sehingga diperlukan cara baru melalui teknologi dengan hasil teknoprotein yang dinamanakan Protein Sel Tunggal (PST).
Protein sel tunggal merupakan protein yang dihasilkan oleh mikroorganisme misalnya ganggang, bakteri dan berada di dalam sel mikroorganisme tersebut. Mikroorganisme tersebut memiliki protein yang beratnya mencapai 80% dari berat total sel. Jika mikroorganisme tersebut memiliki kemampuan reproduksi yang sangat cepat, maka akan dihasilkan protein dalam jumlah yang banyak dalam waktu yang singkat.
Contohnya :
a. Ganggang hijau Chlorella. Ganggang ini hidup di air tawar yang menghasilkan protein yang dapat dimanfaatkan untuk makanan tambahan.
b. Ganggang Spirulina juga merupakan sumber protein sel tunggal.
c. Bakteri Methylophillus methylotrophus, bakteri ini memilik kandungan protein, yaitu asam nukleat (asam inti) yang tinggi yang sulit dicerna, dapat diolah dan digunakan sebagai makanan ternak.
a. Ganggang hijau Chlorella. Ganggang ini hidup di air tawar yang menghasilkan protein yang dapat dimanfaatkan untuk makanan tambahan.
b. Ganggang Spirulina juga merupakan sumber protein sel tunggal.
c. Bakteri Methylophillus methylotrophus, bakteri ini memilik kandungan protein, yaitu asam nukleat (asam inti) yang tinggi yang sulit dicerna, dapat diolah dan digunakan sebagai makanan ternak.
Di
bidang medis, penerapan bioteknologi di masa lalu dibuktikan antara lain dengan
penemuan vaksin, antibiotik, dan insulin walaupun masih dalam jumlah yang
terbatas akibat proses fermentasi yang tidak sempurna.
a. Pembuatan
vaksin
Pembuatan
vaksin dilakukan melalui rekayasa genetika. Vaksin dibuat dengan mengisolasi
gen yang mengkode antigen dari mikrobia yang bersangkutan. Gen tersebut
disisipkan pada plasmid yang sama tetapi telah dilemahkan. Mikrobia yang telah
disisipi gen tersebut akan membentuk antigen murni. Jika antigen ini
disuntikkan pada tubuh manusia, sistem kekebalan tubuh akan membentuk antibodi
yang berfungsi melawan antigen yang masuk ke dalam tubuh.
Selain bioteknologi modern, ada juga produk bioteknologi konvensional di bidang kesehatan yaitu antibiotik.
Selain bioteknologi modern, ada juga produk bioteknologi konvensional di bidang kesehatan yaitu antibiotik.
B. pembuatan
antibiotik
Antibiotik merupakan zat kimia yang dihasilkan oleh
mikroorganisme terutama bakteri dan jamur yang dapat menghambat pertumbuhan
atau membunuh bakteri atau mikroorganisme yang lain. Dengan demikian, antibiotik
digunakan untuk melawan infeksi bakteri atau jamur.
Pembuatan antibiotik
ini harus dalam lingkungan steril agar terhindar dari kontaminasi yang mungkin
terjadi, sehingga pertumbuhan mikroorganisme yang diinginkan dapat optimal dan
menghasilkan produk yang optimal juga. Antibiotik ini pertama kali ditemukan
oleh Alexander Fleming yang diberi nama Penicilin yang dihasilkan
oleh Penicillium. Jamur ini hidup dengan menyerap makanan dari
lingkungan yang digunakan untuk metabolisme, bahkan dapat menghasilkan zat yang
disekresikan ke lingkungannya dan dapat membunuh mikroorganisme lain. Beberapa
kelompok dari antibiotik adalah sebagai berikut.
1) Penicilin
Penicilin ini dapat menghambat infeksi dengan mencegah terbentuknya dinding sel bakteri sehingga tidak membahayakan sel manusia. Jadi, apabila Anda sakit disebabkan oleh bakteri atau virus, maka penggunaan antibiotik ini tidak ada gunanya.
Komponen utama penicilin adalah penisilin G yang dapat diubah menjadi bentuk-bentuk lain. Penicilin G terdegradasi oleh asam lambung sehingga lebih baik penicilin diberikan melalui suntikan. Ada juga jenis penicilin yang tidak dipengaruhi oleh asam lambung, dapat berupa sirup atau tablet.
2) Tetrasiklin
Perlu Anda ketahui tetrasiklin dihasilkan dari bakteri Streptomycin aureofaciens. Tetrasiklin mengikat kalsium dan diakumulasi dalam tulang dan gigi yang sedang berkembang. Tetrasiklin aktif melawan bakteri yang memiliki larutan yang sama dengan penicilin.
3) Sefalosporin
Sefalosporin dihasilkan oleh jamur Cephalosporium. Sefalosporin yang terbaru sangat efektif untuk melawan bakteri yang resisten terhadap penicilin.
4) Eritromisin
Eritromisin bermanfaat untuk melawan bakteri yang resisten terhadap penicilin atau dapat digunakan untuk pasien yang alergi terhadap penicilin.
1) Penicilin
Penicilin ini dapat menghambat infeksi dengan mencegah terbentuknya dinding sel bakteri sehingga tidak membahayakan sel manusia. Jadi, apabila Anda sakit disebabkan oleh bakteri atau virus, maka penggunaan antibiotik ini tidak ada gunanya.
Komponen utama penicilin adalah penisilin G yang dapat diubah menjadi bentuk-bentuk lain. Penicilin G terdegradasi oleh asam lambung sehingga lebih baik penicilin diberikan melalui suntikan. Ada juga jenis penicilin yang tidak dipengaruhi oleh asam lambung, dapat berupa sirup atau tablet.
2) Tetrasiklin
Perlu Anda ketahui tetrasiklin dihasilkan dari bakteri Streptomycin aureofaciens. Tetrasiklin mengikat kalsium dan diakumulasi dalam tulang dan gigi yang sedang berkembang. Tetrasiklin aktif melawan bakteri yang memiliki larutan yang sama dengan penicilin.
3) Sefalosporin
Sefalosporin dihasilkan oleh jamur Cephalosporium. Sefalosporin yang terbaru sangat efektif untuk melawan bakteri yang resisten terhadap penicilin.
4) Eritromisin
Eritromisin bermanfaat untuk melawan bakteri yang resisten terhadap penicilin atau dapat digunakan untuk pasien yang alergi terhadap penicilin.
C. Pembuatan Hormon Insulin
Insulin
adalah hormon yang mengubah glukosa menjadi glikogen, dan berfungsi mengatur
kadar gula darah bersama hormon glukagon. Kekurangan insulin karena cacat
genetik pada pankreas, menyebabkan seseorang menderita diabetes melitus (kencing manis) yang berdampak sangat luas
terhadap kesehatan, mulai kebutaan hingga impotensi.
Sebelum
ditemukan teknik sintesis insulin, hormon ini hanya bisa diperoleh dari
ekstraksi pankreas babi atau sapi, dan sangat sedikit insulin bisa diperoleh.
Setelah ditemukan teknik sintesis insulin di bidang bioteknologi inilah, harga
insulin bisa ditekan dengan sangat drastis sehingga bisa membantu para
penderita diabetes melitus.
Langsung
saja perhatikan gambar berikut:
1. Pada
proses pembuatan insulin ini, langkah pertama adalah mengisolasi plasmid
dari E. coli. Plasmid adalah salah satu bahan genetik bakteri yang
berupa untaian DNA berbentuk lingkaran kecil. Selain plasmid, bakteri juga
memiliki kromosom. Keunikan plasmid ini adalah: ia bisa keluar-masuk ‘tubuh’
bakteri, dan bahkan sering dipertukarkan antar bakteri.
2. Pada
langkah kedua ini plasmid yang telah diisolir dipotong pada segmen tertentu
menggunakan enzim restriksi endonuklease. Sementara itu DNA yang di
isolasi dari sel pankreas dipotong pada suatu segmen
untuk mengambil segmen pengkode insulin. Pemotongan dilakukan dengan enzim yang
sama.
3. DNA kode
insulin tersebut disambungkan pada plasmid menggunakan bantuan enzim DNA
ligase. Hasilnya adalah kombinasi DNA kode insulin dengan plasmid bakteri
yang disebut DNA rekombinan.
4. DNA
rekombinan yang terbentuk disisipkan kembali ke sel bakteri.
5. Bila
bakteri E. coli berbiak, maka akan dihasilkan koloni bakteri yang
memiliki DNA rekombinan.
Membuat
strain murni DNA rekombinan
Setelah
tumbuh membentuk koloni, bakteri yang mengandung DNA rekombinan diidentifikasi
menggunakan probe. Probe adalah rantai RNA atau rantai tunggal DNA yang
diberi label bahan radioaktif atau bahan fluorescent dan dapat berpasangan
dengan basa nitrogen tertentu dari DNA rekombinan. Pada langkah pembuatan
insulin ini probe yang digunakan adalah ARNd dari gen pengkode insulin pankreas
manusia.
Untuk memilih koloni bakteri mana yang mengandung DNA rekombinan, caranya
adalah menempatkan bakteri pada kertas filter lalu disinari dengan ultraviolet.
Bakteri yang memiliki DNA rekombinan dan telah diberi probe akan tampak bersinar.
Nah, bakteri yang bersinar inilah yang kemudian diisolasi untuk membuat strain murni
DNA rekombinan. Dalam metabolismenya, bakteri ini akan memproduksi hormon insulin.
0 komentar :
Posting Komentar