ASALLAMUALLAIKUM WR. WB.
Hay mamenmabro dan mbasist, tentunya kalian (yang
membaca artikel blog ini) adalah seorang manusia. Pernah tidak kalian berfikir
sesekali tentang defisi manusia? Manusia adalah makhluk sosial atau makhluk
yang tidak dapat hidup sendiri. Dapat diartikan secara biologis, manusia
diklasifikasikan sebagai homo sapiens (manusia yang tahu), sebuah spesies
primata dari golongan mamalia yang otak berkemampuan tinggi. Manusia adalah
makhluk yang paling sempurna diantara makhluk-makhluk lainnya. Menurut Sarlito Wirawan Sarwono (1983) dalam
bukunya Pengantar Umum Psikologi, cirri-ciri manusia yang membedakan dengan
makhluk lain adalah kepekaan sosial, kelangsungan perilaku, orientasi
pada tugas, usaha dan perjuangan, tiap individu adalah unik. Secara singkat
dapat diuraikan sebagai berikut.
- Kepekaan Sosial
Artinya adalah kemampuan manusia untuk dapat menyesuaikan
perilakunya sesuai harapan dan pandangan orang lain. Manusia adalah makhluk
sosial yang dalam hidupnya perlu kawan/teman dan bekerja sama dengan orang
lain. Perilaku manusia adalah situasional, artinya perilaku manusia akan
berbeda pada situasi yang berbeda.
Contoh:
v
Perilaku manusia pada saat membesuk orang yang sedang
sakit di rumah sakit, berbeda saat menghadiri resepsi.
v
Perilaku manusia pada saat ta’ziah (melayat) berbeda
dengan perilaku saat mengikuti pesta.
v
Perilaku manusia akan berbeda
pada saat menghadapi orang yang sedang marah, sedang bersenang-senang, sedang
tertimpa musibah, sedang belajar, mengikuti seminar, dan sebagainya.
2.
Kelangsungan Perilaku
Artinya adalah antara perilaku satu ada
kaitannya dengan perilaku yang lainnya, perilaku sekarang adalah kelanjutan
perilaku yang baru lalu dan seterusnya. Dalam kata lain bahwa perilaku manusia
terjadi secara berkesinambungan bukan secara serta merta.
Jadi, sebenarnya perilaku manusia tidak pernah berhenti pada suatu saat.
Perilaku pada masa lalu merupakan persiapan bagi perilaku kemudian dan perilaku
kemudian merupakan kelanjutan perilaku sebelumnya. Fase-fase perkembangan
manusia bukanlah suatu perkembangan yang berdiri sendiri, terlepas dari
perkembangan lain dalam kehidupan manusia.
Contoh:
v
Seorang mahasiswa D-III keperawatan yang setiap hari mengikuti kuliah,
akhirnya lulus dan memiliki kepandaian serta keterampilan di bidang
keperawatan, kemudian mendapat pekerjaan, memperoleh penghasilan, berumah
tangga, memiliki keturunan, mendapatkan cucu, dan seterusnya.
3.
Orientasi pada Tugas
Artinya bahwa setiap perilaku manusia selalu memiliki orientasi pada suatu
tugas tertentu. Seorang mahasiswa yang rajin belajar menuntut ilmu,
orientasinya adalah untuk dapat menguasai ilmu pengetahuan tertentu. Demikian
juga individu yang bekerja, berorientasi untuk menghasilkan sesuatu.
Contoh:
v
Seorang mahasiswa yang sedang
giat-giatnya belajar untuk menghadapi ujian semester, pada malam harinya
perlu tidur agar besok paginya badan terasa segar dan mampu mengerjakan soal
dengan baik.
v
Seorang pegawai/pekerja yang
seharian bekerja perlu beristirahat dan perlu berekreasi. Perilaku itu
sebenarnya berorientasi pada tugas dan harus dipenuhi agar ia dapat menghimpun
tenaga atau energi kembali sehingga dapat bekerja dengan semangat.
4.
Usaha dan Perjuangan
Usaha dan perjuangan pada manusia telah dipilih dan ditentukan sendiri,
serta tidak akan memperjuangkan sesuatu yang memang tidak ingin diperjuangkan.
Jadi, sebenarnya manusia memiliki cita-cita (aspiration) yang ingin diperjuangkannya, sedangkan hewan
berjuang untuk mendapatkan sesuatu yang sudah tersedia di alam.
Contoh:
v
Seorang mahasiswa yang akan pergi kuliah ke kampus dengan bus. Calon
penumpang pada saat jam-jam pagi sangat banyak sehingga tiap orang harus
berusaha dengan susah payah untuk dapat naik bus. Walaupun banyak bus yang
tersedia, mahasiswa tersebut hanya akan berusaha naik bus ke jurusan kampus
tempat ia kuliah, sedangkan bus-bus ke jurusan yang lainnya akan dibiarkan
saja, walaupun bus tersebut penumpangnya tidak sepenuh bus yang akan
ditumpangi.
5.
Tiap-Tiap Individu Manusia adalah Unik
Unik disini mengandung arti bahwa manusia yang satu berbeda dengan manusia
yang lain dan tidak ada dua manusia yang sama persis di muka bumi ini, walaupun
ia dilahirkan kembar. Manusia memiliki cirri-ciri, sifat, watak, tabiat,
kepribadian, motivasi, tersendiri
yang membedakannya dari manusia lainnya. Perbedaan pengalaman yang dialami
individu pada masa silam dan cita-citanya kelak dikemudian hari, menentukan
perilaku individu di masa kini yang berbeda-beda pula.
Tentunya manusia tidak terlepas dari kebudayaannya, budaya adalah suatu
cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan
diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya. Budaya terbentuk dari banyak
unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat,
bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Budaya lebih identik
dengan masa lalu, kebudayaan setiap daerah tentunya berbeda-beda. Kita ambil
saja sebuah contoh kebudayaan bangsa Timur, kebudayaan bangsa Timur sekarang
dengan yang lampau sangatlah berbeda. Kebudayaan tradisional bangsa Timur
semakin lama semakin menghilang disebabkan adanya dampak negatif dari
globalisasi dan masuknya budaya asing. Dampak negatif tersebut sangat
berpengaruh terhadap nilai agama, nilai sosial, nilai sikap, nilai patriotisme,
nilai nasionalisme, dan norma-norma lainnya yang berhubungan dengan kepribadian
individu tersebut.
Coba kita lihat apakah ada disekeliling atau lingkungan
anda masih adakah tradisi gotong royong? Walaupun ada mungkin hanya untuk
membangun atau membuat tempat untuk umum. Pada jaman dulu, tradisi gotong
royong sangatlah kuat. Sangat berbeda sekali dengan jaman sekarang, jaman
sekarang jika melakukan atau membangun sebuah objek, tidak ada lagi sifat
gotong royong. Orang-orang akan bekerja jika dibayar atau diberi upah.
Kemajuan jaman sebenarnya ada baiknya dan ada
buruknya, tergantung dari individu itu sendiri. Diatas membahas definisi manusia,
kebudayaan dan beberapa contoh kecil perubahan kebudayaan yang berada
disekitar kita. Sudah banyak sekali perubahan kebudayaan disekeliling kita dan
banyak pula nilai-nilai yang berubah. Sudah kewajiban kita sebagai penerus
generasi muda untuk membudayakan budaya daerah kita masing-masing, ambilah sisi
positif dari dampak globalisasi dan cegahlah sisi negatifnya,
0 komentar :
Posting Komentar