Stasiun Kereta

Pagi itu mereka turun dari kereta Ekonomi di Stasiun Ledsyard. Beno yang adalah seorang anak kecil berusia 6 tahun segera turun sambil memegang tangan mamanya. Mereka melewati tempat pemeriksaan karcis, Beno yang jarang sekali menaiki kereta enggan memberikan karcis yang berharga itu. Dia memegangnya dengan sangat erat.
"Boleh saya menyimpannya?" kata Beno sambil menyembunyikan karcisnya
"Tidak boleh" jawab petugas sambil mengambil karcis Beno
"Lalu apakah itu milik bapak semua?" Beno bingung dengan sekotak karcis yang banyak berada di dekatnya
"Bukan itu milik stasiun" jawab petugas lembut
"Ohh.." Beno lalu pergi dengan mamahnya.
Beno dan mamahnya segera pulang ke rumah, mereka sudah ditunggu oleh ayah Beno yang rindu setelah sepekan ditinggal berlibur oleh mereka.

Anak Kecil yang Hebat

Beno sampai di rumah, dia segera mengunjungi temannya. Namun ketika dia ingin berjalan menuju temannya si Alvin, dengan kebetulan dia bertemu dengan temannya Roy. Mereka berdua segera menuju rumah Alvin. Dan lagi - lagi, dengan kebetulan mereka berpapasan. Mereka bertiga adalah sahabat, mereka menamai kelompoknya dengan nama PASUKAN PELANET. 

Ketika mereka sudah berkumpul, segeralah mereka menuju tempat persembunyian mereka. Tempat persembunyian mereka hampir tidak ada yang mengetahuinya. Sebab tempat persembunyian mereka tidak menentu tempatnya, atau bisa disebut dimana saja asal bisa bermain dengan nyaman. Di perjalanan mereka bertiga mendengar ada yang berteriak.
"PENCUUURRRIIIIIII........"
Dengan sigap Pasukan Pelanet mencari tau asal suara tersebut, ketika mereka tau pencurinya mereka segera mengejarnya. Mereka mengejar seekor kucing yang mencuri ikan bakar pak Husen.

Dengan cerdik Beno berkata "BBBEEEERRRRUUUUBBBBAAAAHHHH........". 
(dimulailah khayalan anak - anak kecil yang sering kita lihat). Ketika si Beno sedang berubah menjadi sebuah sosok yang belum tau bentuknya seperti apa. Si Alvin dengan cepat melesat dengan menunggangi naganya, Roy pun tidak mau kalah, dia mendadak menjadi seorang ninja yang cekatan. Dengan jurus ninjanya dia mengejar pencuri tersebut. Beno yang telah berubah menjadi Ultraben mengatur siasat sebab pencuri yang dikejarnya terlalu lincah. Namun si Alvin tidak sabar, dia langsung mengejar pencuri dengan naganya itu yang ternyata adalah sepeda. Aksi kejar - kejaran terjadi lagi, hingga akhirnya pasukan pelanet berhasil memojokan pencuri dan menggunakan siasat Beno. Beno menyuruh si Alvin untuk memarkirkan naganya. Beno juga menyuruh Roy siap menggunakan jurus nunja 1000 bayangan. Si pencuri masuk di dalam sebuah pipa besar yang tidak berfungsi lagi. 

Mereka tidak ada yang berani masuk ke dalam pipa tersebut, mereka takut diserang oleh sang pencuri. Lalu dengan sabar mereka menunggu pencuri untuk keluar dengan sendirinya.
(20 menit kemudian)
Beno sudah tidak sabar, akhirnya mereka mengetok - ngetok pipa dan membuat pencuri tersebut lari. Akhirnya, catatan misi berhasil bagi mereka. Segeralah mereka membawa ikan yang dicuri itu kembali pada pak Husen. Ikan yang sudah tidak ada dagingnya itu dan hanya kepala ikan yang sudah tidak berbentuk diberikan kepada pak Husen.
"Ini pak, pencurinya berhasil lolos tapi kami akan mengejarya bila dia mencuri lagi" ucap Roy sambil memberikan ikan itu.
Pak Husen diam tanpa kata, dia bingung mau bicara apa pada mereka. Tapi itu semua tidak penting bagi Beno, Alvin dan juga Roy. Yang terpenting catatan misi kali ini berhasil.

0 komentar :

Posting Komentar

 
GUABILANG.com © 2013. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top profil