MANUSIA

Ada beberapa unsur yang membangun manusia, yaitu :
  • Jasad : Manusia bukanlah sekedar apa yang nampak secara kasat mata,terdiri atas berbalut daging dan kulit,yang membutuhkan makanan dan minuman. Hakikat manusia terletak pada sesuatu yang amat berharga di dalam tubuh kasarnya, yaitu roh. Artinya,bahwa exsistensi manusia memiliki jasad sebagai bentuknya, dan memiliki roh atau jiwa sebagai makna keberadaannya. Roh merupakan hakikat manusia yang berasal dari alam arwah, sedangkan jasad berasal dari unsur-unsur materi. Jadi, jelas bahwa kejadian manusia itu terdiri dari bentuk luar yang tersebut sebagai jasad, dan wujud dalam yang disebut sebagai jiwa atau roh. Dengan demikian kejadian manusia itu terdiri dari dua unsur yang sangat berbeda,yaitu unsur rohani dan unsur jasmani. Unsur rohani atau roh (jiwa) adalah sejenis wujud immateriil yang berasal dari nur Allah, yakni makhluk suci yang memiliki potensi dan kecenderungan asli untuk mengenal Tuhan dan menyembah-Nya, dan ia merupakan sumber akhlak yg mulia serta senantiasa menarik jiwa dan jasad menuju keluhuran. Dan karena roh itu berasal dari Allah, maka selamanya ia akan merindukan-Nya. Sedangkan unsur jasmani atau jasad adalah wujud materiil yang memiliki sifat-sifat tabiat kebendaan yang merupakan sumber dari hawa nafsu keduniaan yang berlawanan arah dengan tabiat roh.

  • Roh : Roh berasal dari alam arwah,yang diturunkan kedalam jasad manusia,yang memiliki kemampuan untuk mengetahui, berkehendak dan berkuasa atas tubuh yang didiaminya. Ketika roh ditiupkan ke dalam badan, badan pun menjadi hidup. Dan ketika menigglkan badan, badan pun menjadi mati. Jadi keberadaan badan manusia itu bergantung pada roh dan bukan sebaliknya. Roh sama sekali tidak mengenal mati,sedikit pun ia tidak terpengaruh oleh kematian kecuali sekedar kehilangan wadah kasarnya.

  • Nafs  : Dalam Bahasa Arab an- nafs (النفس) yang bisa bermakna: nafas, nafsu, jiwa, diri, ruh, jasad, qolbu. Kata nafs berhubungan dengan kata nephes dalam bahasa Hebrew (Ibrani). Dalam bahasa Inggris kata yang mendekati dan sering digunakan untuk menerjemahkan makna nafs adalah soul, namun soul terbatas penggunaanya untuk sesuatu yang bersifat teologis dan metafisik. Kadangkala nafs diterjemahkan sebagai mind (pikiran, benak), namun mind juga tidak bisa mewakili kedalaman makna nafs.  
    Dalam bahasa Indonesia nafs diterjemahkan sebagai jiwa, walaupun sering rancu dengan makna hawa nafsu, namun makna jiwa (perpaduan antara ruh dan jasad.) lebih sering digunakan dalam istilah Psikologi Islam.  Kata nafs cukup banyak disebutkan di dalam al-Quran.
    HAKEKAT MANUSIA
      Menurut bahasa, hakikat berarti kebenaran atau sesuatu yang sebenar-benarnya atau asal segala sesuatu. Dapat juga dikatakan hakikat itu adalah inti dari segala sesuatu atau yang menjadi jiwa sesuatu. Dikalangan tasawuf orang mencari hakikat diri manusia yang sebenarnya, karena itu muncul kata-kata diri mencari sebenar-benar diri. Sama dengan pengertian itu mencari hakikat jasad, hati, roh, nyawa, dan rahasia.
          Manusia adalah makhluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Allah swt. Kesempurnaan yang dimiliki manusia merupakan suatu konsekuensi fungsi dan tugas mereka sebagai khalifah di muka dumi ini. Al-Quran menerangkan bahwa manusia berasal dari tanah.
          Jadi hakekat manusia adalah kebenaran atas diri manusia itu sendiri sebagai makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT.
      Pada saat-saat tertentu dalam perjalanan hidupnya, manusia mempertanyakan tentang asal-usul alam semesta dan asal-usul keber-ada-an dirinya sendiri. Terdapat dua aliran  pokok  filsafat   yang  memberikan  jawaban  atas pertanyaan  tersebut,  yaitu Evolusionisme dan  Kreasionisme  (J.D.  Butler, 1968). Menurut Evolusionisme,  manusia adalah  hasil  puncak  dari  mata   rantai  evolusi  yang  terjadi  di  alam  semesta.  Manusia  sebagaimana  halnya alam  semesta ada  dengan sendirinya berkembang dari alam  itu sendiri, tanpa Pencipta. Penganut aliran ini antara lain Herbert Spencer, Charles Darwin, dan  Konosuke  Matsushita. Sebaliknya, Kreasionisme menyatakan bahwa asal usul manusia sebagaimana halnya alam semesta adalah ciptaan suatu Creative Cause atau Personality, yaitu Tuhan YME. Penganut aliran ini antara lain Thomas Aquinas dan Al-Ghazali. Memang  kita  dapat  menerima  gagasan  tentang  adanya  proses  evolusi  di  alam semesta termasuk pada  diri  manusia,  tetapi  tentunya kita   menolak pandangan  yang menyatakan adanya manusia di alam semesta semata-mata sebagai hasil evolusi dari alam itu sendiri, tanpa Pencipta.
    KEPRIBADIAN BANGSA TIMUR
    sumber : https://hakkajiten.wordpress.com/index/ilmu-budaya-dasar/kepribadian-bangsa-timur/
    Manusia dimuka bumi ini mendiami wilayah yang berbeda, ada yang mendiami wilayah timur, wilayah barat dan wilayah timur tengah. Hal ini membuat kebiasaan, adat istiadat, kebudayaan dan kepribadian setiap manusia suatu wilayah berbeda dengan yang lainnya. Negara Indonesia termasuk ke dalam bangsa Timur, yang dikenal sebagai bangsa yang berkepribadian baik. Bangsa Timur dikenal dunia sebagai bangsa yang ramah dan bersahabat. Orang-orang dari wilayah lain sangat suka dengan kepribadian bangsa Timur, mengapa? Karena mereka senang dengan kepribadian bangsa Timur yang tidak individualis dan saling tolong menolong.
    Kepribadian bangsa timur dapat diartikan suatu sikap yang dimiliki oleh suatu negara yang menentukan penyesuaian dirinya terhadap lingkungan. Kepribadian bangsa timur pada umumnya merupakan kepribadian yang mempunyai sifat toleransi yang tinggi. Kepribadian bangsa timur, kita tinggal di Indonesia termasuk ke dalam bangsa timur, dikenal sebagai bangsa yang berkepribadian baik. Di dunia bangsa timur dikenal sebagai bangsa yang ramah dan bersahabat.
    Bangsa timur identik dengan benua asia yang penduduknya sebagian besar berambut hitam, berkulit sawo matang dan adapula yang berkulit putih, bermata sipit. Sebagian besar cara berpakaian orang timur lebih sopan dan tertutup mungkin karena orang timur kebanyakan memeluk agama islam dan menjunjung tinggi norma-norma yang berlaku. Namun di zaman yang sekarang ini orang timur kebanyakan meniru kebiasaan orang barat. Kebiasaan orang barat yang tidak sesuai atau bertentangan dengan kebiasaan orang timur dapat memengaruhi kejiwaan orang timur itu sendiri.
    Pada umumnya kepribadian bangsa timur adalah sangat terbuka dan toleran terhadap bangsa lain, tetapi selama masih sesuai dengan norma, etika serta adat istiadat yang ada. Namun walaupun kita sudah tahu banyak tentang kepribadian bangsa Timur kita tidak bisa selalu beranggapan bahwa kebudayaan bangsa Timur lebih baik dari bangsa Barat. Karena semua hal pasti ada sisi positif dan negatifnya. Tidak ada di dunia ini yang sepenuhnya baik.
    Secara garis besar kebudayaan asing yang mudah diterima adalah unsur kebudayaan kebendaan seperti peralatan yang terutama sangat mudah dipakai dan dirasakan sangat bermanfaat bagi masyarakat yang menerimanya. Contohnya : Handphone, komputer, dll.
    Unsur-unsur Kebudayaan Asing yang Sulit Diterima
    Unsur-unsur kebudayaan asing yang sulit diterima antara lain :
    1. Unsur-unsur yang menyangkut sistem kepercayaan seperti ideologi, falsafah hidup dan lain-lain.
    2. Unsur-unsur yang dipelajari pada taraf pertama proses sosialisasi. Contoh yang paling mudah adalah soal makanan pokok suatu masyarakat.
    3. Pada umumnya generasi muda dianggap sebagai individu-individu yang cepat menerima unsur-unsur kebudayaan asing yang masuk melalui proses akulturasi. Sebaliknya generasi tua, dianggap sebagai orang-orang kolot yang sukar menerima unsur baru.
    4. Suatu masyarakat yang terkena proses akulturasi, selalu ada kelompok-kelompok individu yang sukar sekali atau bahkan tak dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi.
    Faktor-faktor yang Mempengaruhi Diterima atau Tidaknya Suatu Unsur Kebudayaan Baru
    Faktor-faktornya antara lain :
    1. Terbatasnya masyarakat memiliki hubungan atau kontak dengan kebudayaan dan dengan orang-orang yang berasal dari luar masyarakat tersebut.
    2. Jika pandangan hidup dan nilai yang dominan dalam suatu kebudayaan ditentukan oleh nilai-nilai agama.
    3. Corak struktur sosial suatu masyarakat turut menentukan proses penerimaan kebudayaan baru. Misalnya sistem otoriter akan sukar menerima unsur kebudayaan baru.
    4. Suatu unsur kebudayaan diterima jika sebelumnya sudah ada unsur-unsur kebudayaan yang menjadi landasan bagi diterimanya unsur kebudayaan yang baru tersebut.
    5. Apabila unsur yang baru itu memiliki skala kegiatan yang terbatas.
    Jiwa Manusia Sebagai Makhluk Sosial
    Francais L. K Hsu seorang sarjana Amerika keturunan Cina, mengkombinasikan dalam dirinya kealian di dalam ilmu antropologi, psikologi, filsafat dan kesusastraan Cina klasik.
    Ia telah mengembangkan suatu konsepsi, bahwa dalam jiwa mannusia sebagai makhluk sosial budaya itu mengandung delapan daerah lingkaran konsentris sekitar diri pribadi.
    Lingkaran no 7 dan 6, disebut derah tak sadar dan sub sadar, yang berada di daerah pedalaman dari alam jiwa individu dan terdiri dari bahan pikiran dan gagasan yang terdesak kedalam, sehingga tidak disadari individu dan terlupakan.
    Lingkara nomor 5, disebut kesadaran yang tidak dinyatakan, pikiran-pikiran dan gagasan yang disadari individu tetapi disimoan dalam jiwanya sendiri dan tidak dinyatakan oleh siapapun. (karena malu, takut salah, sungkan, atau tidak menemukan kata-kata yang tepat)
    Lingkaran nomor 4, disebut kesadaran yang dinyatakan secara terbuka. (pikiran dan gagasan maupun perasaan-perasaan)
    Lingkara nomor 3, disebut lingkaran hubungan karib. Mengandung konsepsi mengenai orang-orang, binatang-binatang, atau benda-benda yang diajak bergaul secara mesra ataupun karib.
    Lingkaran nomor 2, disebut hubungan berguna dan fungsi berguna. (seperti pedagang atau pembeli)
    Lingkaran nomor 1, disebut lingkaran hubungan jauh, terdiri dari pikiran-pikiran dan sikap dalam jiwa manusia, tetapi jarang mempunyai arti dalam kehidupan sehari-hari.
    Lingkaran nomor 0, disebut lingkaran dunia luar terdiri dari pikiran-pikiran dan anggapan tentang orang-orang diluar masyarakat dan negara Indonesia.
    Menurut Francais L. K. Hsu, ia menggambarkan kepribadian manusia berada pada daerah lingkaran nomor 3, yaitu hubungan berdasarkan cinta dan kemesraan dan juga rasa untuk bisa berbakti penuh dan mutlak. Yang merupakan suatu kebutuhan fundamental dalam hidup manusia, tanpa adanya tokoh-tokoh, benda-benda kesayangan, tanpa Tuhan, tanpa ide dalam alam jiwanya, hidup kerohanian manusia tidak akan bisa seimbang dan selaras.
    Menurut konsep Jen, menyatakan bahwa :
    1. Kebudayaan Timur yakni lebih mementingkan kehidupan rohani, mistik, gotong royong, keramah tamahan dll.
    2. Kebudayaan Barat yakni lebih mementingkan kebendaan, pikiran logis, asa guna dan indiividualisme.
    Saya menemukan artikel dari http://sasrtohadisoebroto.blogspot.com/2011/06/pengertian-kebudayaankepribadian-bangsa.html
    pengertian kebudayaan,kepribadian bangsa timur,perubahan kebudayaan
    Pengertian Kebudayaan
    Pengertian kebudayaan secara umum adalah merupakan jalan atau arah didalam bertindak dan berfikir untuk memenuhi kebutuhan hidup baik jasmani maupun rohani.
    Definisi kebudayaan menurut para ahli:
    1. Edward B. Taylor
    Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang didalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adapt istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat oleh seseorang sebagai anggota masyarakat.
    2. M. Jacobs dan B.J. Stern
    Kebudayaan mencakup keseluruhan yang meliputi bentuk teknologi sosial, ideologi, religi, dan kesenian serta benda, yang kesemuanya merupakan warisan sosial.
    3. Koentjaraningrat
    Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan relajar.
    4. Ki Hajar Dewantara
    Kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran didalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.
    Pokok-pokok yang terkandung dari beberapa devinisi kebudayaan
    1. Kebudayaan yang terdapat antara umat manusia sangat beragam
    2. Kebudayaan didapat dan diteruskan melalui pelajaran
    3. Kebudayaan terjabarkan dari komponen-komponen biologi, psikologi dan sosiologi
    4. Kebudayaan berstruktur dan terbagi dalam aspek-aspek kesenian, bahasa, adat istiadat, budaya daerah dan budaya nasional
    Sifat kebudayaan:
    1. Etnosentis
    2. Universal
    3. Alkuturasi
    4. Adaptif
    5. Dinamis (flexibel)
    6. Integratif (Integrasi)
    Kepribadian Bangsa Timur
    Hospitality
    maksud dari sifat tersebut menunjukkan bahwa bangsa timur memiliki sifat yang ramah dan sopan serta mudah bersosialisasi dengan bangsa lainnya. Sikap peduli terhadap lingkungan sekitar membuat bangsa timur mudah bergaul berbeda dengan bangsa barat yang cenderung hidup lebih individualis.
    Hardworking
    pekerja kera merupan sifat yang tidak bisa dianggap remeh. Bangsa Timur dikenal dengan orang-orangnya yang tidak mudah menyerah, rajin dan bersungguh sungguh saat melakukqan sesuatu apalagi yang berhubungan dengan pekerjaan.
    Religius & Well-cultured
    Bangsa timur juga terkenal karena keragaman ras dan kebudayaan. Tidak hanya menang kuantitas, hal utama yang menjadi pedoman hidup bangsa timur adalah tradisi dan agama. Karena keterikatan dengan adat dan budaya menjadikan pembatas individu-individu bangsa timur untuk mencapai potensi maksimalnya.
    Respect for Elders
    Bangsa timur dikenal dengan kesopanannya dan menjunjung tinggi norma kesopanan. Adat yang berlaku di lingkungna bangsa timur sangat berpengaruh terhadap kesopanan orang-orangnya.
    Diligent
    Karena bangsa timur dikenal pekerja keras dan rajin ini menyebabkan bangsa timur cerdas dan pantang menyerah.
    Attached to Norms
    Sebagai bangsa timur, dikenal amat menjunjung tinggi norma-norma. Bangsa timur cenderung judgemental menyangkut hal-hal yang bertentangan dengan norma.
    Strong family Ties
    Kebanyakan orang-orang bangsa timur sangat bergantung pada keluarganya. Keluarga menjadi factor utama dalam hal mempertimbangkan banyak hal seperti urusan jodoh dan karir.
    Perubahan Kebudayaan
    Kebudayaan lokal Indonesia yang sangat beranekaragam menjadi suatu kebanggaan sekaligus tantangan untuk mempertahankan serta mewarisi kepada generasi selanjutnya. Budaya lokal Indonesia sangat membanggakan karena memiliki keanekaragaman yang sangat bervariasi serta memiliki keunikan tersendiri. Seiring berkembangnya zaman, menimbulkan perubahan pola hidup masyakat yang lebih modern. Akibatnya, masyarakat lebih memilih kebudayaan baru yang mungkin dinilai lebih praktis dibandingkan dengan budaya lokal.
    Banyak faktor yang menyebabkan budaya lokal dilupakan dimasa sekarang ini, misalnya masuknya budaya asing. Masuknya budaya asing ke suatu negara sebenarnya merupakan hal yang wajar, asalkan budaya tersebut sesuai dengan kepribadian bangsa. Namun pada kenyataannya budaya asing mulai mendominasi sehingga budaya lokal mulai dilupakan.
    Faktor lain yang menjadi masalah adalah kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya peranan budaya lokal. Budaya lokal adalah identitas bangsa. Sebagai identitas bangsa, budaya lokal harus terus dijaga keaslian maupun kepemilikannya agar tidak dapat diakui oleh negara lain. Walaupun demikian, tidak menutup kemungkinan budaya asing masuk asalkan sesuai dengan kepribadian negara karena suatu negara juga membutuhkan input-input dari negara lain yang akan berpengaruh terhadap perkembangan di negranya.
    Dimasa sekarang ini banyak sekali budaya-budaya kita yang mulai menghilang sedikit demi sedikit.Hal ini sangatlah berkaitan erat dngan masuknya budaya-budaya ke dalam budaya kita.Sebagai contoh budaya dalam tata cara berpakaian.Dulunya dalam budaya kita sangatlah mementingkan tata cara berpakaian yang sopan dan tertutup.Akan tetapi akaibat masuknya budaya luar mengakibatkan budaya tersebut berubah.Sekarang berpakaian yang menbuka aurat serasa sudah menjadi kebiasaan yang sudah melekat erat didalam masyarakat kita.Sebagai contoh lain jenis-jenis makanan yang kita konsumsi juga mulai terpengaruh budaya luar.Masyarakat sekarang lebih memilih makanan-makanan yang berasal dari luar seperti KFC,steak,burger,dan lain-lain.Masyarakat menganggap makanan-makanan tersebut higinis,modern,dan praktis.Tanpa kita sadari makanan-makanan tersebut juga telah menjadi menu keseharian dalam kehidupan kita.Hal ini mengakibatkan makin langkanya berbagai jenis makanan tradisional.Bila hai ini terus terjadi maka tak dapat dihindarkan bahwa anak cucu kita kelak tidak tahu akan jenis-jenis makanan tradisional yang berasal dari daerah asal mereka.
    Tugas utama yang harus dibenahi adalah bagaimana mempertahankan, melestarikan, menjaga, serta mewarisi budaya lokal dengan sebaik-baiknya agar dapat memperkokoh budaya bangsa yang akan megharumkan nama Indonesia. Dan juga supaya budaya asli negara kita tidak diklaim oleg negara lain.Berikut beberapa hal yang dapat kita simak dalam rangka melestarikan budaya.

    KEBUDAYAAN

    Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
    Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.

    Tokoh - tokoh Kebudayaan

    DAFTAR NAMA TOKOH SENI/BUDAYA ;

    A. TOKOH SENI RUPA
    • TOKOH SENI RUPA MANCA NEGARA
    1. Hieronymous Bosch, 1450-1516 (Pelukis-Belanda)
    2. Frans Hals, 1580/85-1666 (Pelukis-Belanda)
    3. Leonardo da Vinci (Arsitek, Pelukis – Italia)
    4. Michelangelo (Pemahat, Pelukis – Italia)
    5. Vincent van Gogh (Pelukis – Belanda)
    6. Rembrand Van Rijn (Pelukis – Belanda)
    7. Pablo Piccaso (Pelukis – Spanyol)
    8. Rubens (Pelukis – Belanda)
    9. Titian
    10. Teodhore Gericault (Pelukis – Prancis) 
    11. Jacques Louis David, 1748-1825 (Pelukis – Prancis) 
    12. Ingres, 1780-1867 (Pelukis – Prancis)
    13. Claudio Monet(Pelukis – Prancis)
    14. Edouard Manet,  (Pelukis – Prancis)
    15. Piere Auguste Renoir(Pelukis – Prancis)
    16. Salvador Dalí(Pelukis – Spanyol)
    17. Edgar Degas, 19 Juli 1834 (Pelukis – Paris) 
    • TOKOH SENI RUPA INDONESIA ;
    1. Affandi (Pelukis)
    2. Agus Djaya (Pelukis – Art Consultant)
    3. Basuki Abdullah (Pelukis)
    4. Raden Saleh (Pelukis)
    5. Hendra Gunawan (Pelukis)
    6. Lee Man Fong (Pelukis)
    7. Otto Djaya (Pelukis)
    8. Dullah (Pelukis)
    9. Soedjojono (Pelukis)
    10. Wakidi (Pelukis)
    11. Soenaryo (Pelukis)
    12. I Nyoman Nuarta (Pematung)
    13. I Nyoman Gunarsa (Pelukis)
    14. Antonio Blanco (Pelukis)
    15. Lee Mayor (Pelukis)
    16. Rudolf Bonet (Pelukis)
    17. Heng Ngantung (Pelukis)
    18. F. Widayanto (Keramikus)
    B. TOKOH SENI PANGGUNG/PERTUNJUKAN
    • TOKOH SENI PANGGUNG MANCA NEGARA
    1. Shakespeare(Sandiwara – Inggris)
    2. Verdi, 1800 an (Drama – Italia)
    3. Wagner, 1800 an (Drama – Jerman)
    4. Puccini, 1900 an (Drama – Italia)
    5. Boris Christoff(Drama -            )
    6. Sherley Verrett(Drama -         )
    • TOKOH SENI PANGGUNG INDONESIA
    1. Sardono W. Kusumo (Koreografer)
    2. Bagong Kusudiarjo (Koreografer – Pelukis)
    3. Didiek Ninithowok (Koreografer)
    4. Srimulat (Drama – Lawak)
    5. Ki Siswondo (Ketoprak)
    6. Cak Doerasim (Ludruk)
    7. Ki Nartosabdo (Pedhalangan-Wayang Kulit)
    8. Ki Timbul Hadiprajitno (Pedhalangan-Wayang Kulit)
    9. Ki Anom Soeroto (Pedhalangan-Wayang Kulit)
    10. Ki Mantep Darsono (Pedhalangan-Wayang Kulit)
    11. Ki Enthus Soesmono (Pedhalangan-Wayang Kulit)
    12. Retno Maruti (Tari Tradisional Jawa)
    13. Guntur Soekarno (Koreografer)
    C. TOKOH SENI MUSIK
    • TOKOH SENI MUSIK MANCA NEGARA
    1. Mozart (Komponis – Austria)
    2. Ludwig van Beethoven (Komponis – Jerman)
    • TOKOH SENI MUSIK INDONESIA
    1. Ebiet G. Ade (Pencipta Lagu – Penyanyi)
    2. Iwan Fals (Pencipta Lagu – Penyanyi)
    3. H. Rhoma Irama (Pencipta Lagu – Penyanyi)
    4. Titiek Puspa (Pencipta Lagu – Penyanyi)
    5. Broery Marantika (Penyanyi)
    6. Harvey Malaiholo (Penyanyi)
    7. Gesang (Pencipta Lagu – Penyanyi)
    8. Didie Kempot (Pencipta Lagu – Penyanyi)
    9. Jadug Ferianto (Pemusik)
    10. Franki Sahilatua (Pencipta Lagu – Penyanyi)
    D. TOKOH SENI SASTRA
    • TOKOH SASTRA MANCA NEGARA
    1. William Shakespeare  (1564) …………………………………  Romeo and Juliet
    2. Walmiki (India) ……………………………………………………  Kisah Ramayana
    • TOKOH SASTRA INDONESIA
    1. Prapanca (Dang Acarya Nadendra) …………….  Kakawin Negarakertagama
    2. Mpu Sedah (Kerajaan Kadiri) …………………………..  Kakawin  Mahabharata
    3. Yasadipura I (Pujangga) …………………………………………  Serat Bima Suci
    4. Mangkunegara IV (Pujangga) …………………………………  Serat Wedatama
    5. Paku Buana IV (Pujangga) ……………………………………  Serat Wulang Reh
    6. Ngabehi Rangga Warsito (Pujangga) ……………………..  Serat Jaka Lodang
    7. Buya Hamka (Sastrawan) …………………………………………..  Laila Majnun
    8. Chairil Anwar (Penyair) ………………………………  Aku Ini Binatang Jalang
    9. HB. Jassin (Pengarang-Kritikus)
    10. WS. Rendra (Penyair-Dramawan) ………………………….  Panembahan Reso
    E. TOKOH KEBUDAYAAN
    • TOKOH KEBUDAYAAN INDONESIA
    1. Bung Karno
    2. Gus Dur
    3. Emha Ainun Najib 
    4. Kang Sobari
    5. Soejiwo Tejo
    6. Butet Kertarajasa
    UNSUR - UNSUR KEBUDAYAAN 
    Unsur-Unsur Kebudayaan | Mempelajari unsur-unsur yang terdapat dalam sebuah kebudayaan sangat penting untuk memahami kebudayaan manusia. Kluckhon dalam bukunya yang berjudul Universal Categories of Culture membagi kebudayaan yang ditemukan pada semua bangsa di dunia dari sistem kebudayaan yang sederhana seperti masyarakat pedesaan hingga sistem kebudayaan yang kompleks seperti masyarakat perkotaan. Kluckhon membagi sistem kebudayaan menjadi tujuh unsur kebudayaan universal atau disebut dengan kultural universal. Menurut Koentjaraningrat, istilah universal menunjukkan bahwa unsur-unsur kebudayaan bersifat universal dan dapat ditemukan di dalam kebudayaan semua bangsa yang tersebar di berbagai penjuru dunia. Ketujuh unsur kebudayaan tersebut adalah :

    1. Sistem Bahasa

    Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan sosialnya untuk berinteraksi atau berhubungan dengan sesamanya. Dalam ilmu antropologi, studi mengenai bahasa disebut dengan istilah antropologi linguistik. Menurut Keesing, kemampuan manusia dalam membangun tradisi budaya, menciptakan pemahaman tentang fenomena sosial yang diungkapkan secara simbolik, dan mewariskannya kepada generasi penerusnya sangat bergantung pada bahasa. Dengan demikian, bahasa menduduki porsi yang penting dalam analisa kebudayaan manusia.

    Menurut Koentjaraningrat, unsur bahasa atau sistem perlambangan manusia secara lisan maupun tertulis untuk berkomunikasi adalah deskripsi tentang ciri-ciri terpenting dari bahasa yang diucapkan oleh suku bangsa yang bersangkutan beserta variasivariasi dari bahasa itu. Ciri-ciri menonjol dari bahasa suku bangsa tersebut dapat diuraikan dengan cara membandingkannya dalam klasifikasi bahasa-bahasa sedunia pada rumpun, subrumpun, keluarga dan subkeluarga. Menurut Koentjaraningrat menentukan batas daerah penyebaran suatu bahasa tidak mudah karena daerah perbatasan tempat tinggal individu merupakan tempat yang sangat intensif dalam berinteraksi sehingga proses saling memengaruhi perkembangan bahasa sering terjadi.

    2. Sistem Pengetahuan

    Sistem pengetahuan dalam kultural universal berkaitan dengan sistem peralatan hidup dan teknologi karena sistem pengetahuan bersifat abstrak dan berwujud di dalam ide manusia. Sistem pengetahuan sangat luas batasannya karena mencakup pengetahuan manusia tentang berbagai unsur yang digunakan dalam kehidupannya

    Masyarakat pedesaan yang hidup dari bertani akan memiliki sistem kalender pertanian tradisional yang disebut system pranatamangsa yang sejak dahulu telah digunakan oleh nenek moyang untuk menjalankan aktivitas pertaniannya. Menurut Marsono, pranatamangsa dalam masyarakat Jawa sudah digunakan sejak lebih dari 2000 tahun yang lalu. Sistem pranatamangsa digunakan untuk menentukan kaitan antara tingkat curah hujan dengan kemarau. Melalui sistem ini para petani akan mengetahui kapan saat mulai mengolah tanah, saat menanam, dan saat memanen hasil pertaniannya karena semua aktivitas pertaniannya didasarkan pada siklus peristiwa alam. Sedangkan Masyarakat daerah pesisir pantai yang bekerja sebagai nelayan menggantungkan hidupnya dari laut sehingga mereka harus mengetahui kondisi laut untuk menentukan saat yang baik untuk menangkap ikan di laut. Pengetahuan tentang kondisi laut tersebut diperoleh melalui tanda-tanda atau letak gugusan bintang di langit

    Banyak suku bangsa yang tidak dapat bertahan hidup apabila mereka tidak mengetahui dengan teliti pada musim-musim apa berbagai jenis ikan pindah ke hulu sungai. Selain itu, manusia tidak dapat membuat alat-alat apabila tidak mengetahui dengan teliti ciriciri bahan mentah yang mereka pakai untuk membuat alat-alat tersebut. Tiap kebudayaan selalu mempunyai suatu himpunan pengetahuan tentang alam, tumbuh-tumbuhan, binatang, benda, dan manusia yang ada di sekitarnya. Menurut Koentjaraningrat, setiap suku bangsa di dunia memiliki pengetahuan mengenai, antara lain:

    a. alam sekitarnya;
    b. tumbuhan yang tumbuh di sekitar daerah tempat tinggalnya;
    c. binatang yang hidup di daerah tempat tinggalnya;
    d zat-zat, bahan mentah, dan benda-benda dalam lingkungannya;
    e. tubuh manusia;
    f. sifat-sifat dan tingkah laku manusia;
    g. ruang dan waktu.

    3. Sistem Kekerabatan dan Organisasi Sosial

    Unsur budaya berupa sistem kekerabatan dan organisasi social merupakan usaha antropologi untuk memahami bagaimana manusia membentuk masyarakat melalui berbagai kelompok sosial. Menurut Koentjaraningrat tiap kelompok masyarakat kehidupannya diatur oleh adat istiadat dan aturan-aturan mengenai berbagai macam kesatuan di dalam lingkungan di mana dia hidup dan bergaul dari hari ke hari. Kesatuan sosial yang paling dekat dan dasar adalah kerabatnya, yaitu keluarga inti yang dekat dan kerabat yang lain. Selanjutnya, manusia akan digolongkan ke dalam tingkatantingkatan lokalitas geografis untuk membentuk organisasi social dalam kehidupannya.

    Kekerabatan berkaitan dengan pengertian tentang perkawinan dalam suatu masyarakat karena perkawinan merupakan inti atau dasar pembentukan suatu komunitas atau organisasi sosial.

    4. Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi

    Manusia selalu berusaha untuk mempertahankan hidupnya sehingga mereka akan selalu membuat peralatan atau benda-benda tersebut. Perhatian awal para antropolog dalam memahami kebudayaan manusia berdasarkan unsur teknologi yang dipakai suatu masyarakat berupa benda-benda yang dijadikan sebagai peralatan hidup dengan bentuk dan teknologi yang masih sederhana. Dengan demikian, bahasan tentang unsur kebudayaan yang termasuk dalam peralatan hidup dan teknologi merupakan bahasan kebudayaan fisik.

    5. Sistem Ekonomi/Mata Pencaharian Hidup

    Mata pencaharian atau aktivitas ekonomi suatu masyarakat menjadi fokus kajian penting etnografi. Penelitian etnografi mengenai sistem mata pencaharian mengkaji bagaimana cara mata pencaharian suatu kelompok masyarakat atau sistem perekonomian mereka untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Sistem ekonomi pada masyarakat tradisional, antara lain
    a. berburu dan meramu;
    b. beternak;
    c. bercocok tanam di ladang;
    d. menangkap ikan;
    e. bercocok tanam menetap dengan sistem irigasi.

    Pada saat ini hanya sedikit sistem mata pencaharian atau ekonomi suatu masyarakat yang berbasiskan pada sektor pertanian. Artinya, pengelolaan sumber daya alam secara langsung untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dalam sektor pertanian hanya bisa ditemukan di daerah pedesaan yang relatif belum terpengaruh oleh arus modernisasi.

    Pada saat ini pekerjaan sebagai karyawan kantor menjadi sumber penghasilan utama dalam mencari nafkah. Setelah berkembangnya sistem industri mengubah pola hidup manusia untuk tidak mengandalkan mata pencaharian hidupnya dari subsistensi hasil produksi pertaniannya. Di dalam masyarakat industri, seseorang mengandalkan pendidikan dan keterampilannya dalam mencari pekerjaan.

    6. Sistem Religi

    Koentjaraningrat menyatakan bahwa asal mula permasalahan fungsi religi dalam masyarakat adalah adanya pertanyaan mengapa manusia percaya kepada adanya suatu kekuatan gaib atau supranatural yang dianggap lebih tinggi daripada manusia dan mengapa manusia itu melakukan berbagai cara untuk berkomunikasi dan mencari hubungan-hubungan dengan kekuatan-kekuatan supranatural tersebut.

    Dalam usaha untuk memecahkan pertanyaan mendasar yang menjadi penyebab lahirnya asal mula religi tersebut, para ilmuwan sosial berasumsi bahwa religi suku-suku bangsa di luar Eropa adalah sisa dari bentuk-bentuk religi kuno yang dianut oleh seluruh umat manusia pada zaman dahulu ketika kebudayaan
    mereka masih primitif.

    7. Kesenian

    Perhatian ahli antropologi mengenai seni bermula dari penelitian etnografi mengenai aktivitas kesenian suatu masyarakat tradisional. Deskripsi yang dikumpulkan dalam penelitian tersebut berisi mengenai benda-benda atau artefak yang memuat unsur seni, seperti patung, ukiran, dan hiasan. Penulisan etnografi awal tentang unsur seni pada kebudayaan manusia lebih mengarah pada teknikteknik dan proses pembuatan benda seni tersebut. Selain itu, deskripsi etnografi awal tersebut juga meneliti perkembangan seni musik, seni tari, dan seni drama dalam suatu masyarakat.

    Berdasarkan jenisnya, seni rupa terdiri atas seni patung, seni relief, seni ukir, seni lukis, dan seni rias. Seni musik terdiri atas seni vokal dan instrumental, sedangkan seni sastra terdiri atas prosa dan puisi. Selain itu, terdapat seni gerak dan seni tari, yakni seni yang dapat ditangkap melalui indera pendengaran maupun penglihatan. Jenis seni tradisional adalah wayang, ketoprak, tari, ludruk, dan lenong. Sedangkan seni modern adalah film, lagu, dan koreografi.

    Disalin dari Buku Sekolah Elektronik Antropologi (Siany L, dan Atiek Catur B)
    http://mbahkarno.blogspot.com/2013/09/unsur-unsur-kebudayaan-beserta.html 
    WUJUD KEBUDAYAAN 
    Tiga Wujud Kebudayaan Menurut Dimensi Wujudnya

    Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.

    1.  Gagasan (Wujud ideal)

    Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.

    2.  Aktivitas (tindakan)

    Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.

    3.  Artefak (karya)

    Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan.
    Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.

    ORIENTASI NILAI KEBUDAYAAN


    Kluckhohn   dalam   Pelly   (1994)   mengemukakan   bahwa   nilai   budaya merupakan  sebuah  konsep  beruanglingkup  luas  yang  hidup  dalam  alam  fikiran sebahagian besar warga suatu masyarakat, mengenai apa yang paling berharga dalam hidup. Rangkaian konsep itu satu sama lain saling berkaitan dan merupakan sebuah sistem nilai – nilai budaya.
    download (1)
    Secara  fungsional  sistem  nilai  ini  mendorong  individu  untuk  berperilaku seperti  apa  yang  ditentukan.  Mereka  percaya,  bahwa  hanya  dengan  berperilaku seperti itu mereka akan berhasil (Kahl, dalam Pelly:1994). Sistem nilai itu menjadi pedoman yang melekat erat secara emosional pada diri seseorang atau sekumpulan orang, malah merupakan tujuan hidup yang diperjuangkan. Oleh karena itu, merubah sistem nilai manusia tidaklah mudah, dibutuhkan waktu. Sebab, nilai – nilai tersebut merupakan  wujud  ideal  dari  lingkungan  sosialnya.  Dapat  pula  dikatakan  bahwa sistem   nilai   budaya   suatu   masyarakat   merupakan   wujud   konsepsional   dari kebudayaan mereka, yang seolah – olah berada diluar dan di atas para individu warga masyarakat itu.
    Ada lima masalah pokok kehidupan manusia dalam setiap kebudayaan yang dapat ditemukan secara universal. Menurut Kluckhohn dalam Pelly (1994) kelima masalah pokok tersebut adalah: (1) masalah hakekat hidup, (2) hakekat kerja atau karya manusia, (3) hakekat kedudukan manusia dalam ruang dan waktu, (4) hakekat hubungan manusia dengan alam sekitar, dan (5) hakekat dari hubungan manusia dengan manusia sesamanya.
    Berbagai   kebudayaan   mengkonsepsikan   masalah   universal   ini   dengan berbagai  variasi  yang  berbeda  –  beda.  Seperti  masalah  pertama,  yaitu  mengenai hakekat hidup manusia. Dalam banyak kebudayaan yang dipengaruhi oleh agama Budha misalnya, menganggap hidup itu buruk dan menyedihkan. Oleh karena itu pola kehidupan masyarakatnya berusaha untuk memadamkan hidup itu guna mendapatkan   nirwana,   dan   mengenyampingkan   segala   tindakan   yang   dapat menambah rangkaian hidup kembali (samsara) (Koentjaraningrat, 1986:10). Pandangan  seperti  ini  sangat  mempengaruhi  wawasan  dan  makna  kehidupan  itu secara keseluruhan. Sebaliknya banyak kebudayaan yang berpendapat bahwa hidup itu baik. Tentu konsep – konsep kebudayaan yang berbeda ini berpengaruh pula pada sikap dan wawasan mereka.
    Masalah kedua mengenai hakekat kerja atau karya dalam kehidupan. Ada kebudayaan yang memandang bahwa kerja itu sebagai usaha untuk kelangsungan hidup (survive) semata. Kelompok ini kurang tertarik kepada kerja keras. Akan tetapi ada juga yang menganggap kerja untuk mendapatkan status, jabatan dan kehormatan. Namun, ada yang berpendapat bahwa kerja untuk mempertinggi prestasi. Mereka ini berorientasi kepada prestasi bukan kepada status.
    Masalah ketiga mengenai orientasi manusia terhadap waktu. Ada budaya yang memandang penting masa lampau, tetapi ada yang melihat masa kini sebagai focus usaha dalam perjuangannya. Sebaliknya ada yang jauh melihat kedepan. Pandangan yang berbeda dalam dimensi waktu ini sangat mempengaruhi perencanaan hidup masyarakatnya.
    Masalah keempat berkaitan dengan kedudukan fungsional manusia terhadap alam. Ada yang percaya bahwa alam itu dahsyat dan mengenai kehidupan manusia. Sebaliknya ada yang menganggap alam sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa untuk dikuasai manusia. Akan tetapi, ada juga kebudayaan ingin mencari harmoni dan keselarasan dengan alam. Cara pandang ini akan berpengaruh terhadap pola aktivitas masyarakatnya.
    Masalah kelima menyangkut hubungan antar manusia. Dalam banyak kebudayaan hubungan ini tampak dalam bentuk orientasi berfikir, cara bermusyawarah, mengambil keputusan dan bertindak. Kebudayaan yang menekankan hubungan horizontal (koleteral) antar individu, cenderung untuk mementingkan hak azasi, kemerdekaan dan kemandirian seperti terlihat dalam masyarakat – masyarakat eligaterian. Sebaliknya kebudayaan yang menekankan hubungan vertical cenderung untuk mengembangkan orientasi keatas (kepada senioritas, penguasa atau pemimpin). Orientasi ini banyak terdapat dalam masyarakat paternalistic (kebapaan). Tentu saja pandangan ini sangat mempengaruhi proses dinamika dan mobilitas social masyarakatnya.
    Inti permasalahan disini seperti yang dikemukakan oleh Manan dalam Pelly (1994) adalah siapa yang harus mengambil keputusan. Sebaiknya dalam system hubungan vertical keputusan dibuat oleh atasan (senior) untuk semua orang. Tetapi dalam  masyarakat  yang  mementingkan  kemandirian  individual,  maka  keputusan dibuat dan diarahkan kepada masing – masing individu.
    Pola orientasi nilai budaya yang hitam putih tersebut di atas merupakan pola yang ideal untuk masing – masing pihak. Dalam kenyataannya terdapat nuansa atau variasi  antara  kedua  pola  yang  ekstrim  itu  yang  dapat  disebut  sebagai  pola transisional. Kerangka Kluckhohn mengenai lima masalah dasar dalam hidup yang menentukan orientasi nilai budaya manusia dapat dilihat pada tabel dibawah ini
    Tabel Skema Kluckhohn: Lima Masalah Dasar Yang Menentukan Orientasi
    Nilai Budaya Manusia





    Masalah Dasar Dalam Hidup
    Orientasi Nilai Budaya
    Konservatif
    Transisi
    Progresif
    Hakekat Hidup

    Hidup itu buruk
    Hidup itu baik

    Hidup itu sukar tetapi harus diperjuangkan
    Hakekat Kerja/karya

    Kelangsungan hidup


    Kedudukan dan kehormatan / prestise

    Mempertinggi prestise
    Hubungan Manusia Dengan Waktu

     Orientasi ke masa lalu

    Orientasi ke masa kini

    Orientasi ke masa depan
    Hubungan Manusia Dengan Alam

    Tunduk kepada alam

    Selaras dengan alam
    Menguasai alam


    Hubungan Manusia Dengan Sesamanya

    Vertikal

    Horizontal/ kolekial

    Individual/mandiri

    Dimodifikasi dari Pelly (1994:104)
    Meskipun cara mengkonsepsikan lima masalah pokok dalam kehidupan manusia yang universal itu sebagaimana yang tersebut diatas berbeda – beda untuk tiap masyarakat dan kebudayaan, namun dalam tiap lingkungan masyarakat dan kebudayaan tersebut lima hal tersebut di atas selalu ada.
    Sementara itu Koentjaraningrat telah menerapkan kerangka Kluckhohn di atas untuk menganalisis masalah nilai budaya bangsa Indonesia, dan menunjukkan titik – titik   kelemahan   dari   kebudayaan   Indonesia   yang   menghambat   pembangunan nasional. Kelemahan utama antara lain mentalitas meremehkan mutu, mentalitas suka menerabas, sifat tidak percaya kepada diri sendiri, sifat tidak berdisiplin murni, mentalitas suka mengabaikan tanggungjawab.
    Kerangka Kluckhohn itu juga telah dipergunakan dalam penelitian dengan kuesioner untuk mengetahui secara objektif cara berfikir dan bertindak suku – suku di Indonesia umumnya yang menguntungkan dan merugikan pembangunan.
    Selain itu juga, penelitian variasi orientasi nilai budaya tersebut dimaksudkan disamping untuk mendapatkan gambaran sistem nilai budaya kelompok – kelompok etnik di Indonesia, tetapi juga untuk menelusuri sejauhmana kelompok masyarakat itu memiliki system orientasi nilai budaya yang sesuai dan menopang pelaksanaan pembangunan nasional.
    (https://irwanzulkifli.wordpress.com/2013/11/19/orientasi-nilai-budaya/)

    PERUBAHAN KEBUDAYAAN

    Perubahan (dinamika) kebudayaan adalah perubahan yang terjadi akibat adanya ketidaksesuaian di antara unsur-unsur kebudayaan yang saling berbeda, sehingga terjadi keadaan yang tidak serasi bagi kehidupan. Definisi perubahan (dinamika) kebudayan menurut para ahli, antara lain sebagai berikut.

    a. John Lewis Gillin dan John Philip Gillin
    Perubahan kebudayaan adalah suatu variasi dari cara-cara hidup yang disebabkan oleh perubahan-perubahan kondisi geografis kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi maupun karena adanya difusi dan penemuan baru dalam masyarakat tersebut.
    b. Samuel Koenig
    Perubahan kebudayaan menunjuk pada modifikasimodifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia. Modifikasi-modifikasi tersebut terjadi karena sebab-sebab internal maupun eksternal.
    c. Selo Soemardjan
    Perubahan kebudayaan adalah segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan yang memengaruhi sistem sosial, termasuk nilai-nilai, sikap, dan pola-pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.
    d. Kingsley Davis
    Perubahan kebudayaan adalah perubahan yang terjadi dalam struktur masyarakat.
    Faktor-faktor internal penyebab perubahan kebudayaan, antara lain sebagai berikut.
    • Adanya ketidakpuasan terhadap sistem nilai yang berlaku.
    • Adanya individu yang menyimpang dari sistem nilai yangberlaku.
    • Adanya penemuan baru yang diterima oleh masyarakat.
    • Adanya perubahan dalam jumlah dan kondisi penduduk.
    Faktor-faktor eksternal penyebab perubahan kebudayaan, antara lain sebagai berikut.
    • Adanya bencana alam, seperti gempa bumi, banjir, dan lainlain.
    • Timbulnya peperangan.
    • Kontak dengan masyarakat lain.

    KAITAN MANUSIA dan KEBUDAYAAN

    Manusia dan kebudayaan merupakan dua hal yang sangat erat berkaitan satu sama lain. Manusia di alam dunia inimemegang peranan yang unik, dan dapat dipandang dari berbagai segi. Dalam ilmu sosial manusia merupakan makhluk yang ingin memperoleh keuntungan atau selalu memperhitungkan setiap kegiatan sering disebut homo economicus (ilmu ekonomi). Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri (sosialofi), Makhluk yang selalu ingin mempunyai kekuasaan (politik), makhluk yan g berbudaya dan lain sebagainya.
    -    Contoh hubungan manusia dan kebudayaan
    Secara sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah : manusia sebagai perilaku kebudayaan, dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia. Tetapi apakah sesederhana itu hubungan keduanya ?
       Dalani sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan, clan setclah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai dcngannya. Tampak baliwa keduanya akhimya merupakan satu kesatuan. Contoh sederhana yang dapat kita  lihat adalah hubungan antara manusia dengan peraturan - peraturan
       kemasyarakatan. Pada saat awalnya peraturan itu dibuat oleh manusia, setelah peraturan itu jadi maka manusia yang membuatnya hams patuh kepada peraturan yang dibuatnya sendiri itu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manusia tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan, karena kebudayaan itu merupakan perwujudan dari manusia itu sendiri. Apa yang tercakup dalam satu kebudayaan tidak akan jauh menyimpang dari kemauan manusia yang membuatnya.Apabila manusia melupakan bahwa masyarakat adalah ciptaan manusia, dia akan menjadi terasing atau tealinasi (Berger, dalam terjemahan M.Sastrapratedja, 1991; hal : xv)
    Manusia dan kebudayaan, atau manusia dan masyarakat, oleh karena itu mempunyai hubungan keterkaitan yang erat satu sama lain. Pada kondisi sekarang ini kita tidak dapat lagi membedakan mana yang lebih awal muncul manusia atau kebudayaan. Analisa terhadap keberadaan keduanya hams menyertakan pembatasan masalah dan waktu agar penganalisaan dapat dilakukan dengan lebih cermat.
    -          Pengertian Dialektis
    Dialektika disini berasal dari dialog komunikasi sehari-hari. Ada pendapat dilontarkan ke hadapan publik. Kemudian muncul tentangan terhadap pendapat tersebut. Kedua posisi yang saling bertentangan ini didamaikan dengan sebuah pendapat yang lebih lengkap. Dari fenomen dialog ini dapat dilihat tiga tahap yakni tesis, antitesis dan sintesis. Tesis disini dimaksudkan sebagai pendapat awal tersebut. Antitesis yakni lawan atau oposisinya. Sedangkan Sintesis merupakan pendamaian dari keduanya baik tesis dan antitesis. Dalam sintesis ini terjadi peniadaan dan pembatalan baik itu tesis dan antitesis. Keduanya menjadi tidak berlaku lagi. Dapat dikatakan pula, kedua hal tersebut disimpan dan diangkat ke taraf yang lebih tinggi. Tentunya kebenaran baik dalam tesis dan antitesis masih dipertahankan. Dalam kacamata Hegel, proses ini disebut sebagai aufgehoben.
    Bentuk triadik dari dialektika Hegel yakni tesis-antitesis-sintesis berangkat dari pemikir-pemikir sebelum Hegel. Antinomi Kantian akan numena dan fenomena menimbulkan oposisi yang tidak terselesaikan[1]. Kemudian Fichte dengan metode ”Teori Pengetahuan”-nya tetap memunculkan pertentangan walaupun sudah melampaui sedikit apa yang dijabarkan oleh Kant.
    Dialektika sendiri sudah dikenal dalam pemikiran Fichte. Bagi Fichte, seluruh isi dunia adalah sama dengan isi kesadaran. Seluruh dunia itu diturunkan dari suatu asas yang tertinggi dengan cara sebagai berikut: ”Aku” meng-ia-kan dirinya (tesis), yang mengakibatkan adanya ”non-Aku” yang menghadapi ”Aku”. ”non Aku” inilah antitesis. Kemudian sintesisnya adalah keduanya tidak lagi saling mengucilkan, artinya: kebenaran keduanya itu dibatasi, atau berlakunya keduanya itu dibatasi. ”Aku” menempatkan ”non-Aku yang dapat dibagi-bagi” berhadapan dengan ”Aku yang dapat dibagi-bagi”.
    Dalam sistem filsafatnya, Hegel menyempurnakan Fichte. Hegel memperdalam pengertian sintesis. Di dalam sintesis  baik tesis maupun antitesis bukan dibatasi (seperti pandangan Fichte), melainkan aufgehoben. Kata Jerman ini mengandung tiga arti, yaitu: a) mengesampingkan, b) merawat, menyimpan, jadi tidak ditiadakan, melainkan dirawat dalam suatu kesatuan yang lebih tinggi dan dipelihara, c) ditempatkan pada dataran yang lebih tinggi, dimana keduanya (tesis dan antitesis) tidak lagi berfungsi sebagai lawan yang saling mengucilkan. Tesis mengandung di dalam dirinya unsur positif dan negatif. Hanya saja di dalam tesis unsur positif ini lebih besar. Sebaliknya, antitesis memiliki unsur negatif yang lebih besar. Dalam sintesislah kedua unsur yang dimiliki tesis dan antitesis disatukan menjadi sebuah kesatuan yang lebih tinggi.
    Dialektika juga dimaksudkan sebagai cara berpikir untuk memperoleh penyatuan (sintesis) dari dua hal yang saling bertentangan (tesis versus antitesis). Dengan term aufgehoben, konsep ”ada” (tesis) dan konsep ”tidak ada” (antitesis) mendapatkan bentuk penyatuannya dalam konsep ”menjadi” (sintesis)[2]. Di dalam konsep ”menjadi”, terdapat konsep ”ada” dan ”tidak ada” sehingga konsep ”ada” atau ”tidak ada” dinyatakan batal atau ditiadakan.
    Dialektika menjadi sebuah perkembangan Yang Absolut untuk bertemu dengan dirinya sendiri. Ide yang Absolut merupakan hasil perkembangan. Konsep-konsep dan ide-ide bukanlah bayangan yang kaku melainkan mengalir. Metode dialektika menjadi sebuah gerak untuk menciptakan kebaruan dan perlawanan. Dengan tiga tahap yakni tesis, antitesis dan sintesis setiap ide-ide, konsep-konsep (tesis) berubah menjadi lawannya (antitesis). Pertentangan ini ”diangkat” dalam satu tingkat yang lebih tinggi dan menghasilkan sintesis. Hal baru ini (sintesis) kemudian menjadi tesis yang menimbulkan antitesis lagi lalu sintesis lagi. Proses gerak yang dinamis ini sampai akhirnya melahirkan suatu universalitas dari gejala-gejala. Itulah Yang Absolut yang disebut Roh dalam filsafat Hegel.
    Bagi Hegel, unsur pertentangan (antitesis) tidak muncul setelah kita merefleksikannya tetapi pertentangan tersebut sudah ada dalam perkara itu sendiri. Tiap tesis sudah memuat antitesis di dalamnya. Antitesis terdapat di dalam tesis itu sendiri karena keduanya merupakan ide yang berhubungan dengan hal yang lebih tinggi. Keduanya diangkat dan ditiadakan (aufgehoben) dalam sintesis.
    Kenyataan menjadi dua unsur  bertentangan namun muncul serentak. Hal ini tidak dapat diterima oleh Verstandyang bekerja berdasakan skema-skema yang ada dalam menangani hal-hal yang khusus. Vernunft-lah yang dapat memahami hal ini. Vernunft melihat realitas dalam totalitasnya dan sanggup membuat sintesis dari hal-hal yang bertentangan. Identifikasi sebagai realitas total menjadi cara kerja Vernunft yang mengikuti prinsip dialektika.
    Secara umum dapat kita lihat bahwa dialektika Hegel memiliki tiga aspek yang perlu diperhatikan[3]. Pertama, sistem dialektika ini berbentuk tripleks atau triadik. Kedua, dialektika ini bersifat ontologis sebagai sebuah konsep. Aplikasinya adalah terhadap benda dan benduk dari ada dan tidak sebatas pada konsep. Ketiga, dialektika Hegel memiliki tujuan akhir (telos) di dalam konsep abstrak yang disebut Hegel sebagai Idea atau Idea Absolut dan konkretnya pada Roh Absolut atau Roh (Spirit, Geist).
    Terdapat tiga elemen esensial akan dialektika Hegel[4]. Pertama, berpikir itu memikirkan dalam dirinya untuk dan oleh dirinya sendiri. Kedua, dialektika merupakan hasil berpikir terus menerus akan kontradiksi. Ketiga, kesatuan kepastian akan kontradiksi tersublimasi di dalam kesatuan. Itulah kodrat akan dirinya dialektika itu sendiri.
    -          3 tahap proses dialektis
    Proses dialektis ini tercipta melalui tiga tahap yaitu :
    1.         Ekstemalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya. Melalui ekstemalisasi ini masyarakat menjadi kenyataan buatan manusia
    2.         Obyektivasi, yaitu proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif, yaitu suatu kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia. Dengan demikian masyarakat dengan segala pranata sosialnya akan mempengaruhi bahkan membentuk perilaku manusia.
    3.         Intemalisasi, yaitu proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia. Maksudnya bahwa manusia mempelajari kembali masyarakamya sendiri agar dia dapat hidup dengan .baik, sehingga manusia menjadi kenyataan yang dibentuk oleh masyarakat.
    Sumber:
    http://adityo93.blogspot.com/2012/06/kaitan-manusia-dan-kebudayaan.html
    Nafs dalam khasanah Islam memiliki banyak pengertian. Nafs dapat berarti  jiwa (Soul, Psyche),  nyawa dan lain-lain. Semua potensi yang terdapat pada nafs bersifat potensial, tetapi dapat aktual jika manusia mengupayakan. Setiap komponen yang ada memiliki daya-daya laten yang dapat menggerakkan tingkah laku manusia. Aktualisasi nafs membentuk kepribadian, yang perkembangannya dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.[1]

    Banyak ilmuwan Islam mencoba mengungkap rahasia tentang nafs, salah satunya al-Ghazali sang Hujjatul Islam dalam salah satu kitab karangannya Ihya Ulum al-Din.

    Pengertian nafs yang pertama adalah yang menggabungkan kekuatan marah dan nafsu syahwat pada manusia.[2] Istilah nafs yang pertama ini menurut ahli tasawuf adalah nafsu, yang merupakan pokok yang menghimpun sifat-sifat tercela dari manusia, sehingga mereka mengatakan bahwa kita harus melawan nafsu (hawa nafsu) dan memecahkannya.[3]

    Sebenarnya dua unsur tersebut mempunyai maksud yang baik karena mereka bertanggungjawab atas gejala-gejala jahat di dalam pribadi orang dan seharusnya memadamkan api di dalam hati. Sebaliknya, kejahatan atau bagian yang merusak dari amarah dan nafsu harus ditertibkan dan dibatasi tindakannya di bawah penilaian mutlak dari kecerdasan didalam hati.[4] Hal itu dapat dilatih melalui mujahadah[5] dan riyadhah.[6]
    - See more at: http://hakamabbas.blogspot.com/2014/02/pengertian-al-nafs-menurut-al-ghazali.html#sthash.jbhA6Hdx.dpuf
    Nafs dalam khasanah Islam memiliki banyak pengertian. Nafs dapat berarti  jiwa (Soul, Psyche),  nyawa dan lain-lain. Semua potensi yang terdapat pada nafs bersifat potensial, tetapi dapat aktual jika manusia mengupayakan. Setiap komponen yang ada memiliki daya-daya laten yang dapat menggerakkan tingkah laku manusia. Aktualisasi nafs membentuk kepribadian, yang perkembangannya dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.[1]

    Banyak ilmuwan Islam mencoba mengungkap rahasia tentang nafs, salah satunya al-Ghazali sang Hujjatul Islam dalam salah satu kitab karangannya Ihya Ulum al-Din.

    Pengertian nafs yang pertama adalah yang menggabungkan kekuatan marah dan nafsu syahwat pada manusia.[2] Istilah nafs yang pertama ini menurut ahli tasawuf adalah nafsu, yang merupakan pokok yang menghimpun sifat-sifat tercela dari manusia, sehingga mereka mengatakan bahwa kita harus melawan nafsu (hawa nafsu) dan memecahkannya.[3]

    Sebenarnya dua unsur tersebut mempunyai maksud yang baik karena mereka bertanggungjawab atas gejala-gejala jahat di dalam pribadi orang dan seharusnya memadamkan api di dalam hati. Sebaliknya, kejahatan atau bagian yang merusak dari amarah dan nafsu harus ditertibkan dan dibatasi tindakannya di bawah penilaian mutlak dari kecerdasan didalam hati.[4] Hal itu dapat dilatih melalui mujahadah[5] dan riyadhah.[6]
    - See more at: http://hakamabbas.blogspot.com/2014/02/pengertian-al-nafs-menurut-al-ghazali.html#sthash.jbhA6Hdx.dpuf
    Nafs dalam khasanah Islam memiliki banyak pengertian. Nafs dapat berarti  jiwa (Soul, Psyche),  nyawa dan lain-lain. Semua potensi yang terdapat pada nafs bersifat potensial, tetapi dapat aktual jika manusia mengupayakan. Setiap komponen yang ada memiliki daya-daya laten yang dapat menggerakkan tingkah laku manusia. Aktualisasi nafs membentuk kepribadian, yang perkembangannya dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.[1]

    Banyak ilmuwan Islam mencoba mengungkap rahasia tentang nafs, salah satunya al-Ghazali sang Hujjatul Islam dalam salah satu kitab karangannya Ihya Ulum al-Din.

    Pengertian nafs yang pertama adalah yang menggabungkan kekuatan marah dan nafsu syahwat pada manusia.[2] Istilah nafs yang pertama ini menurut ahli tasawuf adalah nafsu, yang merupakan pokok yang menghimpun sifat-sifat tercela dari manusia, sehingga mereka mengatakan bahwa kita harus melawan nafsu (hawa nafsu) dan memecahkannya.[3]

    Sebenarnya dua unsur tersebut mempunyai maksud yang baik karena mereka bertanggungjawab atas gejala-gejala jahat di dalam pribadi orang dan seharusnya memadamkan api di dalam hati. Sebaliknya, kejahatan atau bagian yang merusak dari amarah dan nafsu harus ditertibkan dan dibatasi tindakannya di bawah penilaian mutlak dari kecerdasan didalam hati.[4] Hal itu dapat dilatih melalui mujahadah[5] dan riyadhah.[6]
    - See more at: http://hakamabbas.blogspot.com/2014/02/pengertian-al-nafs-menurut-al-ghazali.html#sthash.jbhA6Hdx.dpuf
    Nafs dalam khasanah Islam memiliki banyak pengertian. Nafs dapat berarti  jiwa (Soul, Psyche),  nyawa dan lain-lain. Semua potensi yang terdapat pada nafs bersifat potensial, tetapi dapat aktual jika manusia mengupayakan. Setiap komponen yang ada memiliki daya-daya laten yang dapat menggerakkan tingkah laku manusia. Aktualisasi nafs membentuk kepribadian, yang perkembangannya dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.[1]

    Banyak ilmuwan Islam mencoba mengungkap rahasia tentang nafs, salah satunya al-Ghazali sang Hujjatul Islam dalam salah satu kitab karangannya Ihya Ulum al-Din.

    Pengertian nafs yang pertama adalah yang menggabungkan kekuatan marah dan nafsu syahwat pada manusia.[2] Istilah nafs yang pertama ini menurut ahli tasawuf adalah nafsu, yang merupakan pokok yang menghimpun sifat-sifat tercela dari manusia, sehingga mereka mengatakan bahwa kita harus melawan nafsu (hawa nafsu) dan memecahkannya.[3]

    Sebenarnya dua unsur tersebut mempunyai maksud yang baik karena mereka bertanggungjawab atas gejala-gejala jahat di dalam pribadi orang dan seharusnya memadamkan api di dalam hati. Sebaliknya, kejahatan atau bagian yang merusak dari amarah dan nafsu harus ditertibkan dan dibatasi tindakannya di bawah penilaian mutlak dari kecerdasan didalam hati.[4] Hal itu dapat dilatih melalui mujahadah[5] dan riyadhah.[6]
    - See more at: http://hakamabbas.blogspot.com/2014/02/pengertian-al-nafs-menurut-al-ghazali.html#sthash.jbhA6Hdx.dpuf

0 komentar :

Posting Komentar

 
GUABILANG.com © 2013. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top profil